Dosen Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas dr. Soebandi (UDS) bersama Rumah Sakit Umum Kaliwates (RSUK) mengadakan Pengabdian Masyarakat dalam bentuk Workshop Implementasi Asuhan Keperawatan Indonesia berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), standar-standar tersebut harus diterapkan dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit berdasarkan regulasi Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Para Narasumber dari UDS tersebut yaitu: 1) Mahmud Ady Yuwanto, S.Kep., Ns., M.M., M.Kep.; 2) Emi Elya Astutik, S.Kep., Ns., M.Kep.; dan 3) Rizki Eko Prasetyo, S.Kep., Ns., M.Si.
Pengabdian masyarakat ini di gelar dalam bentuk workshop yang dilaksanakan selama tiga gelombang dan disambut antusias oleh Direktur RSUK drg. Hindun, M.Kes. Beliau menyampaikan bahwa, “dengan memasuki era keterbukaan saat ini diharapkan bahwa seluruh Perawat yang berada di RSUK mempunyai sikap terbuka dan mau untuk menerima hal baru dengan mengikuti perkembangan jaman, dan hal ini dapat meningkatkan mutu layanan keperawatan di RSUK”, sambutan beliau.
Workshop pertama pada hari Jumat, 4 Februari 2022 hanya dihadiri oleh para Kepala Ruang dan Ketua Tim RSUK. Emi Elya Astutik, S.Kep., Ns., M.Kep. menjelaskan bahwa Standar Asuhan Keperawatan Indonesia terdiri dari: SDKI, SLKI, dan SIKI, dimana standar ini telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai Standar Asuhan Keperawatan di Indonesia. Setelah pemaparan tersebut selesai, maka Kepala Ruang dan Ketua TIM berinisiatif untuk melakukan Workshop yang sama dengan target seluruh perawat RSUK, harapannya bahwa seluruh perawat RSUK mengetahui dan memahami standar asuhan keperawatan yang berlaku saat ini di Indonesia.
Gagasan yang disampaikan oleh salah satu perawat Senior RSUK yaitu Bapak Achmad Subhan, S.Kep. kepada Direktur RSUK tersebut dapat disambut dengan terbuka untuk pentargetan seluruh perawat RSUK, yang mana para perawat RSUK diwajibkan mengikuti Workshop Implementasi Standar Asuhan Keperawatan Indonesia yakni SDKI, SLKI, dan SIKI. Banyaknya target perawat yang telah ditetapkannya, maka panitia yang notabenya para Perawat senior di RSUK tersebut membagi menjadi dua gelombang. Pembagian gelombang dibentuk berdasarkan jadwal perawat yang tidak jaga/shift di masing-masing ruangan tersebut, hal ini diharapkan untuk dapat mengikuti kegiatan workshop sesuai dengan gelombang yang telah di atur oleh para panitia tersebut.
Workshop Implementasi Asuhan Keperawatan Indonesia yakni SDKI, SLKI, dan SIKI di RSUK akhirnya digelar dengan dua gelombang pada hari Eenin, 21 Maret 2022 dan hari Rabu, 23 Maret 2020. Rizki Eko Prasetyo, S.Kep., Ns., M.Si. menyampaikan bagaimana penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam asuhan keperawatan, dan para peserta workshop tampak sangat antusias mengikuti acara workshop sampai akhir dengan mendapatkan suatu hal yang baru bagi mereka berdasarkan regulasi yang ada.
Selanjutnya disampaikan oleh Mahmud Ady Yuwanto, S.Kep., Ns., M.M., M.Kep., menjelaskan bagaimana cara proses pendokumentasian dalam Model SOAPIE dengan penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI ke dalam asuhan keperawatan kepada seluruh peserta workshop tersebut. Imbuhnya, “dalam pendokumentasian di dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), seharusnya ditulis berdasarkan respon pasien, tulis apa yang dikerjakan dan kerjakan apa yang ditulis, karena CPPT merupakan alat komunikasi interprofesional”.
Kemudian diakhir sesi para Narasumber menjadi fasilitator dengan memberikan kasus yang harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok pergelombangnya, dan masing-masing kelompok perawat tersebut menuliskan hasil analisa kasus tersebut ke dalam proses pendokumentasian asuhan keperawatan yang sebelumnya telah diberikan arahan oleh para Narasumber dalam penggunaan SDKI, SLKI dan SIKI dengan penggunaan model pendokumentasian SOAPIE di papan tulis, dan kemudian hasil dari masing-masing kelompok perawat dinilai untuk ketepatan dan kesesuaian dalam penyusunan dokumentasi dengan model SOAPIE tersebut dan pastinya dengan menggunakan rujukan diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI dan perencanaan keperawatan berdasarkan luaran yaitu SLKI dan Intervensi yaitu SIKI.
Diakhir acara, kelompok yang terbaik hasil dari penilaian Narasumber berdasarkan ketepatan dan kesesuaian terhadap proses pendokumentasian asuhan keperawatan, maka empat kelompok permasing masing gelombang diberikan bingkisan oleh panitia. Bukan hanya itu saja, namun panitia juga menyediakan bingkisan pada tiga peserta yang datang paling awal dan peserta yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh para Narasumber.
Mahmud Ady Yuwanto, S.Kep., Ns., M.M., M.Kep. menyarankan bahwa “setelah proses workshop ini selesai, maka panitia dan manajemen RSUK supaya melakukan tindaklanjut dalam pembuatan peraturan internal RSUK dengan diberlakukan Standar Asuhan Keperawatan Indonesia berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI disetiap proses dan dokumentasi asuhan keperawatan dengan pendekatan model SOAPIE di masing-masing unit perawatan baik di ruang intensif maupun di bangsal”.
Emi Elya Astutik, S.Kep., Ns., M.Kep. juga menambahkan kepada Panitia dan Manajemen RSUK bahwa “setidaknya di masing-masing ruangan harus dibekali buku SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mempermudah perawat dalam mengakses Standar Asuhan Keperawatan Indonesia tersebut, pungkasnya”.